Manfaat Sudoku Dan TTS Untuk Otak

Meningkatkan Kinerja Otak
Membuat dan Meningkatkan Kinerja Otak Dengan Sudoku dan TTS - Kinerja otak ternyata dapat ditingkatkan dengan bermain Sudoku dan mengisi TTS (Teka Teki Silang).

Apakah Anda hobi bermain sudoku, teka-teki silang, atau permainan lain yang mengharuskan Anda sedikit berpikir? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Menurut hasil tinjauan terhadap penelitian dan rekomendasi tips kesehatan selama 40 tahun terakhir, permainan sejenis ini mampu meningkatkan fungsi kerja otak.




Manfaat suplemen seperti minyak ikan dan gingko biloba memang dikatakan dapat meningkatkan memori. Namun berdasarkan hasil penelitian dan artikel kesehatan terbaru, tidak ditemukan bukti bahwa suplemen herbal dan vitamin semacam ini mampu mencegah penurunan kognitif. Justru permainan sederhana yang melatih otak dapat melakukannya.





Cara membuat rekomendasi dan tips seputar kesehatan berdasarkan penelitian yang dilakukan di St Michael's Hospital di Toronto, Kanada, menemukan bukti bahwa memiliki hobi bermain permainan yang menantang kerja otak seperti sudoku dan teka-teki silang memberikan manfaat untuk kesehatan otak.





Para peneliti meninjau 32 uji klinis yang melibatkan 25.000 pasien sejak tahun 1960-an. Hasilnya, mereka tidak menemukan bukti kuat bahwa suplemen herbal seperti gingko biloba mampu meningkatkan fungsi kognitif otak. Tidak ditemukan bukti juga bahwa vitamin B6 atau minyak ikan yang mengandung asam lemak omega 3 memiliki efek yang kuat terhadap kognitif otak.





Selain itu, mereka juga tidak menemukan bukti kuat bahwa perawatan dengan obat-obatan seperti inihibitor cholinesterase memberikan efek terhadap kognitif otak. Inhibitor cholinesterase adalah obat yang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas asetilkolin, sebuah 'messenger' kimia yang membantu memori, pemikiran, dan pertimbangan. Beberapa studi lain bahkan menunjukkan bahwa suplementasi estrogen dalam HRT justru meningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia.





Dari hasil tinjauan, bukti pada nilai latihan fisik seperti latihan kekuatan juga menunjukkan hasil yang kurang kuat. Bukti terkuat adalah nilai pada latihan mental seperti permainan otak atau pelatihan kognitif perorangan yang mampu melatih memori, penalaran, dan kecepatan berpikir secara intensif.





"Tinjauan ini memberikan beberapa manfaat berupa bukti untuk membantu dokter dan pasien mereka menemukan strategi apa yang tepat untuk mencegah penurunan kognitif," ucap Dr. Raza Naqvi dari University of Toronto.





Penurunan kognitif ringan ini mencapai sampai 25 persen terhadap orang berusia 70 tahun atau lebih. Ditandai dengan adanya gangguan memori, penilaian, dan keterampilan dalam mengambil keputusan, dibandingkan dengan seseorang dengan usia yang sama, namun tidak memiliki kegiatan tersebut.





Dr. Naqvi mengatakan penelitian berikutnya harus dapat mengatasi dampak dari pelatihan dalam langkah mencegah timbulnya penurunan kognitif.





"Kami mendorong peneliti untuk mempertimbangkan alat yang mudah dicari oleh orang-orang, misalnya sudoku dan teka-teki silang," lanjut Dr. Naqvi, yang sekaligus pemimpin penelitian ini.





Namun walaupun demikian, The Alzheimer Society tetap ingin mengingatkan lansia bahwa mereka tidak harus langsung melakukan permainan dan berhenti mengonsumsi obat. Sebab walaupun dikatakan sudoku dan teka-teki silang mampu mencegah penurunan kognitif, namun buktinya masih sangat terbatas.





"Setiap hari kita mendengar tentang ide-ide baru yang dapat mencegah atau mengatasi demensia, tetapi satu-satunya perawatan yang terbukti adalah obat, salah satunya donepezil, yang dapat memperlambat munculnya gejala Alzheimer," ungkap Jess Smith, pemimpin peneliti The Alzheimer Society.





"Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat benar-benar mencegah timbulnya kondisi tersebut," lanjutnya.





Sampai penelitian lebih lanjut dilakukan, Smith merekomendasikan pola makan sehat, menjaga berat badan tetap seimbang, dan rutin memeriksakan tekanan darah untuk menjaga kesehatan kognitif Anda.





(sumber : detikhealth)