Manfaat Sudoku Dan TTS Untuk Otak
3 minute read
2
Membuat dan Meningkatkan Kinerja Otak Dengan Sudoku dan TTS - Kinerja otak ternyata dapat ditingkatkan dengan bermain Sudoku dan mengisi TTS (Teka Teki Silang).
Apakah Anda hobi bermain sudoku, teka-teki silang, atau permainan lain yang mengharuskan Anda sedikit berpikir? Jika ya, ada kabar baik untuk Anda. Menurut hasil tinjauan terhadap penelitian dan rekomendasi tips kesehatan selama 40 tahun terakhir, permainan sejenis ini mampu meningkatkan fungsi kerja otak.
Manfaat suplemen
seperti minyak ikan dan gingko biloba memang dikatakan dapat
meningkatkan memori. Namun berdasarkan hasil penelitian dan artikel
kesehatan terbaru, tidak ditemukan bukti bahwa suplemen herbal dan
vitamin semacam ini mampu mencegah penurunan kognitif. Justru permainan
sederhana yang melatih otak dapat melakukannya.
Cara
membuat rekomendasi dan tips seputar kesehatan berdasarkan penelitian
yang dilakukan di St Michael's Hospital di Toronto, Kanada, menemukan
bukti bahwa memiliki hobi bermain permainan yang menantang kerja otak
seperti sudoku dan teka-teki silang memberikan manfaat untuk kesehatan
otak.
Para
peneliti meninjau 32 uji klinis yang melibatkan 25.000 pasien sejak
tahun 1960-an. Hasilnya, mereka tidak menemukan bukti kuat bahwa
suplemen herbal seperti gingko biloba mampu meningkatkan fungsi kognitif
otak. Tidak ditemukan bukti juga bahwa vitamin B6 atau minyak ikan yang
mengandung asam lemak omega 3 memiliki efek yang kuat terhadap kognitif
otak.
Selain
itu, mereka juga tidak menemukan bukti kuat bahwa perawatan dengan
obat-obatan seperti inihibitor cholinesterase memberikan efek terhadap
kognitif otak. Inhibitor cholinesterase adalah obat yang dikembangkan
untuk meningkatkan efektivitas asetilkolin, sebuah 'messenger' kimia
yang membantu memori, pemikiran, dan pertimbangan. Beberapa studi lain
bahkan menunjukkan bahwa suplementasi estrogen dalam HRT justru
meningkatan risiko penurunan kognitif dan demensia.
Dari
hasil tinjauan, bukti pada nilai latihan fisik seperti latihan kekuatan
juga menunjukkan hasil yang kurang kuat. Bukti terkuat adalah nilai
pada latihan mental seperti permainan otak atau pelatihan kognitif
perorangan yang mampu melatih memori, penalaran, dan kecepatan berpikir
secara intensif.
"Tinjauan
ini memberikan beberapa manfaat berupa bukti untuk membantu dokter dan
pasien mereka menemukan strategi apa yang tepat untuk mencegah penurunan
kognitif," ucap Dr. Raza Naqvi dari University of Toronto.
Penurunan
kognitif ringan ini mencapai sampai 25 persen terhadap orang berusia 70
tahun atau lebih. Ditandai dengan adanya gangguan memori, penilaian,
dan keterampilan dalam mengambil keputusan, dibandingkan dengan
seseorang dengan usia yang sama, namun tidak memiliki kegiatan tersebut.
Dr.
Naqvi mengatakan penelitian berikutnya harus dapat mengatasi dampak
dari pelatihan dalam langkah mencegah timbulnya penurunan kognitif.
"Kami
mendorong peneliti untuk mempertimbangkan alat yang mudah dicari oleh
orang-orang, misalnya sudoku dan teka-teki silang," lanjut Dr. Naqvi,
yang sekaligus pemimpin penelitian ini.
Namun
walaupun demikian, The Alzheimer Society tetap ingin mengingatkan
lansia bahwa mereka tidak harus langsung melakukan permainan dan
berhenti mengonsumsi obat. Sebab walaupun dikatakan sudoku dan teka-teki
silang mampu mencegah penurunan kognitif, namun buktinya masih sangat
terbatas.
"Setiap
hari kita mendengar tentang ide-ide baru yang dapat mencegah atau
mengatasi demensia, tetapi satu-satunya perawatan yang terbukti adalah
obat, salah satunya donepezil, yang dapat memperlambat munculnya gejala
Alzheimer," ungkap Jess Smith, pemimpin peneliti The Alzheimer Society.
"Hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat benar-benar mencegah timbulnya kondisi tersebut," lanjutnya.
Sampai
penelitian lebih lanjut dilakukan, Smith merekomendasikan pola makan
sehat, menjaga berat badan tetap seimbang, dan rutin memeriksakan
tekanan darah untuk menjaga kesehatan kognitif Anda.
(sumber : detikhealth)